Minggu, 29 Maret 2009

TEMU PUTIH UNTUK STROKE


Joko Suryo: Mendadak Lumpuh

Selama 30 tahun lebih bekerja di sebuah hotel, saya tidak pernah merasakan sakit berat. Hingga pensiun, paling-paling batuk-pilek saja yang saya alami. Saya merasa menjadi orang paling sehat sedunia.

Bayangkan saja, banyak teman sebaya, setelah pensiun mengidap penyakit dalam, bahkan ada yang mengalami stroke. Barangkali karena hidup mereka terbawa stres. Saya menjalani hidup apa adanya.

Masa pensiun saya jalani dengan suka cita. Namun, kebanggaan itu sirna. Suatu ketika di awal Januari 2002, pagi hari saat hendak bangun tidur, badan susah digerakkan. Jangankan untuk bangun, bergerak ke kiri kanan saja tak sanggup.

Saya tak mengira ada serangan mendadak itu. Bayangkan saja, malam harinya saya masih bersendau gurau, paginya tak berdaya. Hingga tiga kali badan ini saya bangunkan tidak kunjung bisa. Beruntung, di tengah keputusasaan tidak bisa mengangkat badan, datang anak menghampiri ke kamar tidur.

Seketika itu, anak membopong saya ke kamar mandi untuk berbilas. Lagi-lagi sampai di kamar mandi pun saya terlunglai lemas tak bisa apa-apa. Anak juga berusaha memijat-mijat sekujur tubuh, namun tak juga membawa kebaikan. Karena saya dari dulu tak pernah mau berobat ke dokter, anak saya pun tak berani membawa ke dokter.

Lalu, anak mencoba menghubungi kenalan saya yang bekerja di Puskesmas. Dari ciri-ciri yang diceritakan anak ke teman, mereka menganggap saya mengalami stroke ringan.

Tanpa diduga, siang harinya Bu Andjar datang ke rumah. Setelah melihat keadaan saya, Bu Andjar yang kebetulan membawa berbagai racikan tanaman obat memberi segelas seduhan temuputih.

Meski rasanya kurang enak, sedikit demi sedikit ramuan temuputih saya minum. Setelah itu saya berbaring lagi di tempat tidur. Aneh bin ajaib, malam harinya saya bisa bangun sendiri tanpa bantuan anak lagi. Bahkan saya sudah bisa jalan-jalan keliling rumah.

Walau saya belum memeriksakan diri ke dokter, gejala stroke yang saya alami bisa sembuh berkat temuputih. Kini, sekadar menjaga kesehatan di hari tua ini, saya kerap minum ramuan temuputih dicampur temumangga, jahe, dan kencur. Badan pun terasa lebih enak dan segar.


TENTANG TEMU PUTIH
(Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe.)
Familia : Zingiberaceae

Uraian :
Herba setahun, dapat lebih dari 2 m. Batang sesungguhnya berupa rimpang yang bercabang di bawah tanah, berwama coklat muda coklat tua, di dalamnya putih atau putih kebiruan, memiliki umbi bulat dan aromatilc. Daun tunggal, pelepah daun membentuk batang semu, berwarna hijau coklat tua, helaian 2-9 buah, bentuk memanjang lanset 2,5 kali lebar yang terlebar, ujung runcing-meruncing, berambut tidak nyata, hijau atau hijau dengan bercak coklat ungu di tulang daun pangkal, 43-80 cm atau lebih. Bunga majemuk susunan bulir,diketiak rimpang primer, tangkai berambut. Daun pelindung berjumlah banyak, spatha dan brachtea; rata-rata 3-8 x l,5-3,5cm. Kelopak 3 daun, putih atau kekuningan, bagian tengah merah atau coklat kemerahan, 3 -4 cm. Mahkota: 3 daun, putih kemerahan, tinggi rata-rata 4,5 cm. Bibir bibiran membulat atau bulat telur terbalik, ujung 2 lobe, kuning atau putih, tengah kuning atau kuning jeruk, 14-18 x 14-20 mm. Benang sari 1 buah, tidak sempuma, bulat telur terbalik, kuning terang, 12-16 x 10-115 mm, tangkai 3 5 x 2-4 mm, kepala sari putih, 6 mm. Buah: berambut, rata-rata 2 cm. Waktu berbunga Agustus - Mei. Tumbuh di daerah tropis, 750 m dpI di Jawa dibudidayakan sebagai tanaman obat, di bawah naungan. Produksi terpenoid pada kultur organ Curcuma zeodaria relatif lebih banyak bila dibandingkan kultur kalus. Diferensiasi sel dapat menginduksi biosintesis terpenoid.


Sumber :
http://www2.kompas.com/kesehatan/news/0403/06/052654.htm
30 Maret 2009
http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/gambar/temu_putih.jpg

Sumber Gambar:
http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/gambar/temu_putih.jpg

CEGAH STROKE DENGAN KURMA


Kurang lengkap rasanya jika pada bulan puasa tidak menyantap kurma saat berbuka puasa. Kalau biasanya buah-buahan mengandung energi dan kalori yang rendah, maka tidak halnya dengan kurma. Dengan kandungan karbohidrat yang tinggi, kurma menjadi sumber energi yang tinggi pula. Bahkan tertinggi diantara semua buah-buahan lainnya. Karena itulah kurma sangat cocok untuk mengembalikan tenaga setelah seharian berpuasa. Bagi orang yang cukup banyak makan kurma pada waktu sahur akan menjadi segar dan tahan lapar, karena bahan pangan ini juga kaya akan serat.

Kurma bisa disantap langsung dalam keadaan kering atau segar. Kurma juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai hidangan seperti aneka produk roti, permen, es krim, dan sirup. Di negara-negara Timur Tengah, kurma biasanya dikonsumsi bersama hasil olahan susu. Berikut ini adalah kandungan buah kurma yang bermanfaat untuk kesehatan:
Mengandung kalium yang tinggi (100 gr kurma kering: 666 mg kalium) sehingga berkhasiat menurunkan resiko penyakit jantung dan stroke. Kalium merupakan mineral yang penting untuk melancarkan pembuluh darah, membuat denyut jantung menjadi teratur, mengaktifkan kontraksi otot, serta menstabilkan tekanan darah.

Mengandung salisilat yang tinggi (kurma kering), yaitu zat yang digunakan sebagai bahan baku aspirin (obat pengurang/ penghilang rasa sakit dan demam). Salisilat bersifat mencegah pembekuan darah, anti inflamasi, dan penghilang rasa nyeri. Aspirin reguler dosis rendah (kurang atau separuh dosis yang biasa diminum per hari) sanggup membantu mencegah sakit kepala, hingga serangan jantung dan stroke.

Menurut Nurfi Afriansyah, Staf Peneliti KIE Gizi Puslitbang Gizi Bogor, salisilat juga bisa mempengaruhi prostaglandin, yaitu kelompok asam lemak hidroksida yang merangsang kontraksi otot polos dan menurunkan tekanan darah.
Mengandung karbohidrat atau gula yang tinggi. Kandungan karbohidratnya berkisar 60% pada kurma lembek (yang dipanen sewaktu masih lembek dan mentah) hingga sekitar 70% pada kurma kering (yang mengering di pohon terjemur matahari). 100 gr kurma mampu menyuplai 230 kcal (960 kJ) energi.

Menurut dr. Anwar El Multi dari Mesir, kurma mengandung zat gula 70% dan tidak berbahaya bagi kesehatan. Kebanyakan varietas kurma mengandung gula glukosa (jenis gula dalam darah) atau fruktosa (jenis gula dalam sebagian besar buah-buahan), zat ini mudah dicerna dan dibakar oleh tubuh sehingga menghasilkan tenaga yang tinggi tanpa mempersulit tubuh untuk mengolah, mencerna dan menjadikannya sebagai gizi yang baik.

Segelas air yang mengandung glukosa, menurut Dr. David Conning, Director of British Nutrition Foundation, akan diserap dalam waktu 20 - 30 menit. Sedangkan gula yang terkandung dalam kurma baru habis terserap dalam tempo 45 - 60 menit.
Mengandung berbagai vitamin dan zat gizi penting. Dalam setiap 100 gr kurma kering terkandung 50 IU Vitamin A; 0,4 mg Vitamin C; 0,09 mg Tiamin; 0,10 mg Riboflavin, 2,20 mg Niasin, asam nikotinat dan zat besi. Zat-zat gizi itu berfungsi membantu melepaskan energi, menjaga kulit dan saraf agar tetap sehat, serta penting untuk fungsi organ jantung.

Mengandung banyak mineral penting, seperti magnesium, potasium dan kalsium. Kurma juga mengandung semacam hormon potuchsin yang bisa menciutkan pembuluh darah dalam rahim, sehingga bisa mencegah terjadinya pendarahan rahim.

Kandungan lemak yang rendah, hanya 0,4 gr lemak per 100 gr kurma.

Dengan hanya makan satu porsi ekstra makanan kaya kalium minimal 400 mg/ hari maka resiko fatal terserang stroke bisa diturunkan sampai 40%. Batas minimal 400 mg/ hari tersebut mudah sekali dipenuhi dengan hanya makan kurma kering minimal sekitar 65 gr saja, atau setara dengan lima butir kurma.

Sumber :
http://www.sportindo.com/page/175/Articles_Tips/Cegah_Stroke_Dengan_Kurma.html
30 Maret 2009

Sumber Gambar:
http://www.sportindo.com/page/175/Articles_Tips/Cegah_Stroke_Dengan_Kurma.html

PENCEGAHAN SERANGAN STROKE


Kasus stroke di Indonesia, menurut data yang dirilis Yayasan Stroke Indonesia (kompas.com) menunjukkan kecenderungan terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1990-an sebuah penelitian menunjukkan kasus stroke mencapai 3,98% dari seluruh penduduk. Diperkirakan 500.000 penduduk mendapat serangan stroke dan sekitar 125.000 di antaranya meninggal atau cacat seumur hidup.

Setelah tahun 2000 kasus stroke ternyata terus melonjak. Pada 2004 hasil penelitian di beberapa rumah sakit menemukan pasien rawat inap karena stroke berjumlah 23.636 orang. Sedangkan yang rawat jalan atau tidak dibawa kerumah sakit (karena tidak mampu atau jarak ke rumah sakit sangat jauh) jauh lebih besar.

Meskipun begitu ganasnya stroke, namun stroke berpenampilan low profile di antara pembunuh-pembunuh utama lainnya (seperti jantung, kanker), sehingga sering terabaikan. Hal ini disebabkan stroke bergerak diam-diam tanpa ‘ribut’ karena tidak menimbulkan gejala yang jelas (kadang cuma kesemutan) atau mirip gejala penyakit lain, sampai terjadi serangan yang benar-benar fatal.

Hentikan sebelum stroke menyerang

Hampir 80% stroke bisa dicegah, demikian hasil penelitian the National Stroke Association. Tentu saja ada pengecualiannya, yaitu Jika dalam keluarga ada beberapa orang yang kena stroke, maka ini merupakan faktor risiko berupa garis keturunan.

Penting sekali dilakukan upaya pencegahan stroke meeskipun ada hal yang merupakan faktor risiko yang tidak dapat diubah dan banyak faktor risiko lain yang dapat dikendalikan.

Faktor risiko yang dapat dikendalikan

Bagaimana menjaga agar Anda tidak mudah kena serangan stroke?

1. Jaga tekanan tetap rendah. Tekanan darah yang tinggi (140/90) meningkatkan risiko serangan stroke empat sampai lima kali. Jika tekanan darah Anda tinggi (menderita hipertensi) lakukan usaha untuk menurunkannya. Mengontrol tekanan darah merupakan hal yang sangat penting.

2. Jaga kadar kolesterol tetap rendah. Kadar kolesterol total lebih dari 200 mg/dL akan membuat Anda berisiko kena serangan stroke. “Sekitar separuh serangan stroke disebabkan adanya plak dalam pembuluh darah arteri karotid,” kata Richard Lee, MD. “yaitu arteri yang menyuplai darah ke otak.” Kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan terbentuknya plak pada pembuluh darah arteri. Jika pola makan dan olahraga tidak mampu menurunkan angka kadar kolesterol, kunjungi dokter Anda untuk minta obat penurun kadar kolesterol.

3. Hentikan merokok. Merokok tidak saja merusak paru-paru tetapi juga otak Anda. Tetapi pada kenyataannya, merokok membuat risiko serangan stroke menjadi dua kali lipat.

4. Sadarilah jika Anda mempunyai atrial fibrillation. Ini adalah suatu kondisi dimana salah satu kamar jantung bagian atas berdetak tidak sinkron dengan jantung. Hal ini menyebabkan terjadi penggumpalan darah, yang jika terbawa sampai ke pembuluh darah di otak, bisa menyebabkan stroke.

5. Waspadai berat badan. Tambahan ekstra berat badan akan menyebabkan sistem sirkulasi tubuh bekerja berlebihan. Dan ini meningkatkan risiko seranqan stroke. Kini banyak wanita-wanita muda yang kena stroke, diduga keras disebabkan kelebihan berat badan..

6. Kontrol kadar gula darah. Diabetes tipe 1 maupun tipe 2 merupakan faktor risiko serangan stroke. Dan stroke akan lebih merusak saat serangan datang ketika kadar gula tinggi. Jika Anda penderita diabetes, pastikan kadar gula darah Anda tetap pada level normal.

7. Hindari minuman keras berlebihan. Secara umum peningkatan konsumsi minuman beralkohol meningkatkan tekanan darah, sehingga memperbesar risiko stroke (iskemik maupun hemoragik). Tetapi sebaliknya, konsumsi minuman keras yang wajar saja, tidak berlebihan, justru bisa mengurangi daya penggumpalan platelet dalam darah, seperti halnya tablet aspirin.

8. Jauhi obat-obatan terlarang. Penggunaan obat-obat terlarang seperti kokain memicu faktor risiko lain seperti hipertensi, serangan jantung, penyakit pembuluh darah, gangguan denyut jantung yang masing-masing menyebabkan pembentukan gumpalan darah. Mariyuana meski menurunkan tekanan darah, tetapi jika berinteraksi dengan penyebab hipertensi seperti merokok, berpotensi merusak pembuluh darah. Semua itu memicu serangan stroke.

Faktor risiko yang tak dapat dikendalikan

Menghadapi faktor risiko yang tak dapat dikendalikan, Anda tidak dapat berbuat banyak. Jika Anda termasuk mempunyai salah satu faktor berikut ini, berarti Anda mempunyai risiko tinggi untuk mendapat serangan stroke.

1. Usia. Makin tua Anda, makin tinggi risiko Anda mendapat serangan stroke. Setelah berusia 55 tahun, risiko Anda menjadi dua kali lipat dan meningkat setiap kurun waktu 10 tahun. Menurut hasil penelitian, dua pertiga serangan stroke terjadi pada usia di atas 65 tahun. Tetapi itu tidak berarti bahwa stroke hanya menyerang mereka yang sudah berusia lanjut, stroke juga dapat menyerang semua kelompok umur.

2. Jenis kelamin. Ternyata pria lebih berisiko kena serangan stroke, demikian hasil penelitian. Tetapi lebih banyak wanita yang meninggal karena stroke. Serangan stroke pada pria umumnya terjadi pada usia lebih muda dibanding wanita, sehingga tingkat kelangsungan hidup juga lebih tinggi. Wanita, meski jarang kena stroke, namun serangan itu datang pada usia lebih tua, sehingga kemungkinan meninggal lebih besar. Selain itu, gejala pada wanita sangat berbeda dengan gejala umum, sehingga terabaikan.

3. Garis keturunan. Stroke sangat diduga terkait dengan keturunan. Faktor genetik yang berperan adalah hipertensi, penyakit jantung, diabetes, dan cacat pada bentuk pembuluh darah (cadasil). Gaya hidup dan pola makan keluarga (biasanya sulit diubah!) juga mendukung risiko serangan stroke. Cacat pada bentuk pembuluh darah agaknya merupakan faktor genetik yang paling berpengaruh dibanding faktor risiko lainnya. Dan biasanya diderita oleh orang-orang muda.

4. Menopause. Banyak penelitian menunjukkan bahwa ketika produksi estrogen berkurang dalam proses menopause, risiko stroke pada wanita meningkat dengan drastis. Untuk mengurangi efek menopause sekaligus menurunkan risiko stroke, umumnya disarankan melakukan terapi sulih hormon. Tetapi sebaiknya dilakukan di bawah pengawasan dokter untuk memperkecil efek samping (kanker payudara dan kanker rahim).

5. Pil kontrasepsi. Faktor risiko pada penggunaan pil kontrasepsi berkaitan dengan terjadinya fluktuasi dan perubahan hormonal yang mempengaruhi wanita dalam berbagai tahapan kehidupannya. Penelitian menyimpulkan bahwa kontrasepsi oral jenis lama dengan kadar estrogen tinggi, dapat memperbesar risiko stroke. Tetapi kontrasepsi oral jenis baru yang berkadar estrogen rendah, secara nyata tidak meningkatkan risiko stroke.

6. Hamil dan melahirkan. Penelitian menunjukkan bahwa kehamilan dan kelahiran membuat wanita berisiko kena serangan stroke walau tidak tinggi, yaitu hanya 8 wanita di antara 100 wanita hamil. Risiko stroke terbesar terjadi pada periode 6 minggu setelah melahirkan. Penyebabnya tidak diketahui, namun diduga perubahan hormonal pada akhir kehamilan dapat meningkatkan risiko serangan stroke.

Sumber :
http://stroke.muslim-indonesia.com/?p=11
30 Maret 2009

Sumber Gambar:
http://www.post-gazette.com/images3/20050907stroke_tia.gif

GEJALA-GEJALA TERJADINYA STROKE HARUS DIWASPADAI


Dengan mengenali gejala-gejala terjadinya stroke mungkin akan sedikit membantu mengatasi akibat fatal yang mungkin dialami seseorang. Sebagaimana diketahui, kadang orang mengabaikan gejala-gejala awal tersebut.
Demikian menurut Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS di Atlanta, Georgia, dalam laporan mingguan CDC bertajuk Morbidity and Mortality.

'Laporan terbaru mengatakan bahwa hampir 48% dari 167.000 kematian akibat stroke yang terjadi di tahun 1999 terjadi sebelum mereka sampai ke rumah sakit atau ke uni gawat darurat,' kata Dr. Janet Croft dari CDC. Tambahan lagi, katanya, hampir 25% kematian karena stroke pada orang yang lebih muda daripada 65 tahun terjadi sebelum berangkat ke rumah sakit atau gawat darurat.

Menurut Croft, sangat penting mendidik masyarakat mengenal gejala-ge jala dan gejala-gejala dari stroke. Hal ini mungkin bisa membantu mereka mengatasi dan melakukan tindakan yang efektif dalam kasus stroke.

Seperti diketahui, stroke merupakan nomor tiga terbesar penyebab kematian, dan sebagai salah satu penyebab terbesar terjadinya kecacatan pada orang lanjut usia di AS. Menurut catatan CDC, sekitar 500 ribu orang mengalami stroke pertama tiap tahunnya.

Para ahli kesehatan masyarakat mengkhawatirkan banyaknya pria dan wanita di bawah 65 tahun yang mengalami gejala stroke, tetapi mereka menganggapnya bukan stroke tetapi penyakit lainnya. Mungkin banyak yang tidak menyadari bahwa mengenali gejala stroke dan mencari bantuan darurat untuk mengatasinya mungkin bisa mengurangi stroke yang bisa menyebabkan kematian dan kecacatan itu.

Croft juga menyebutkan lima gejal a-gejala utama dari stroke.
1. Merasa lemah dan tidak bertenaga
2. Penglihatan kabur dan penglihatan menghilang
3. Tiba-tiba pusing atau kehilangan keseimbangan
4. Tiba-tiba menderita sakit kepala yang parah (yang kadang disebut penderit sebagai sakit kepala terparah selama hidup.
5. Bingung atau kesulitan berbicara

Jika seseorang mengalami salah satu dari kelima tanda tersebut, sebaiknya segeralah bawa penderita ke rumah sakit. 'Sebab jika mengalami stroke isemik, yang 80% penderita mengalami stroke jenis ini, maka paling lama tiga jam pasien harus mendapat perawatan yang sebaiknya agar mengurangi kemungkinan terjadinya kecacatan,' kata Croft. Stroke isemik terjadi ketika dalam arteri terjadinya pembekuan atau penghambatan sehingga memotong aliran darah ke otak.

Sumber :
Satumed
http://www.yastroki.or.id/read.php?id=2
30 Maret 2009

Sumber Gambar:
http://2.bp.blogspot.com/__gGfSwOSgQY/R8uMZa5vfKI/AAAAAAAAAMA/c9mozD12LMc/s400/atrial_fib_stroke.jpg

GEJALA, PENYEBAB DAN AKIBAT STROKE


Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini bisa dikarenakan adanya sumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah.

WHO mendefinisikan bahwa stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu.

Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu: stroke iskemik maupun stroke hemorragik.
Stroke iskemik yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80% stroke adalah stroke Iskemik. Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

1. Stroke Trombotik: proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan.
2. Stroke Embolik: Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.
3. Hipoperfusion Sistemik: Berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung.

Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi.

Stroke hemoragik ada 2 jenis, yaitu:

1. Hemoragik Intraserebral: pendarahan yang terjadi didalam jaringan otak.
2. Hemoragik Subaraknoid: pendarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak).
Tanda dan Gejala-gejala Stroke

Berdasarkan lokasinya di tubuh, gejala-gejala stroke terbagi menjadi berikut:

1. Bagian sistem saraf pusat : Kelemahan otot (hemiplegia), kaku, menurunnya fungsi sensorik
2. Batang otak, dimana terdapat 12 saraf kranial: menurun kemampuan membau, mengecap, mendengar, dan melihat parsial atau keseluruhan, refleks menurun, ekspresi wajah terganggu, pernafasan dan detak jantung terganggu, lidah lemah.
3. Cerebral cortex: aphasia, apraxia, daya ingat menurun, hemineglect, kebingungan.
Jika tanda-tanda dan gejala tersebut hilang dalam waktu 24 jam, dinyatakan sebagai Transient Ischemic Attack (TIA), dimana merupakan serangan kecil atau serangan awal stroke.

Faktor Penyebab Stroke

Faktor resiko medis, antara lain Hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi), Kolesterol, Aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), Gangguan jantung, diabetes, Riwayat stroke dalam keluarga, Migrain.

Faktor resiko perilaku, antara lain Merokok (aktif & pasif), Makanan tidak sehat (junk food, fast food), Alkohol, Kurang olahraga, Mendengkur, Kontrasepsi oral, Narkoba, Obesitas.

80% pemicu stroke adalah hipertensi dan arteriosklerosis, Menurut statistik. 93% pengidap penyakit trombosis ada hubungannya dengan penyakit tekanan darah tinggi.

Pemicu stroke pada dasarnya adalah, suasana hati yang tidak nyaman (marah-marah), terlalu banyak minum alkohol, merokok dan senang mengkonsumsi makanan yang berlemak.

Derita Pasca Stroke

Sudah Jatuh tertimpa Tangga Pula, peribahasa itulah yang tepat bagi penderita Stroke.

Setelah stroke, sel otak mati dan hematom yg terbentuk akan diserap kembali secara bertahap. Proses alami ini selesai dlm waktu 3 bulan. Pada saat itu, 1/3 orang yang selamat menjadi tergantung dan mungkin mengalami komplikasi yang dapat menyebabkan kematian atau cacat

Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut:

1/3 --> bisa pulih kembali,
1/3 --> mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang,
1/3 sisanya --> mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita terus menerus di kasur.

Hanya 10-15 % penderita stroke bisa kembali hidup normal seperti sedia kala, sisanya mengalami cacat, sehingga banyak penderita Stroke menderita stress akibat kecacatan yang ditimbulkan setelah diserang stroke.

Akibat Stroke lainnya:

80% penurunan parsial/ total gerakan lengan dan tungkai.
80-90% bermasalah dalam berpikir dan mengingat.
70% menderita depresi.
30 % mengalami kesulitan bicara, menelan, membedakan kanan dan kiri.

Stroke tak lagi hanya menyerang kelompok lansia, namum kini cenderung menyerang generasi muda yang masih produktif. Stroke juga tak lagi menjadi milik warga kota yang berkecukupan , namun juga dialami oleh warga pedesaan yang hidup dengan serba keterbatasan.

Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya tingkat produktifitas serta dapat mengakibatkan terganggunya sosial ekonomi keluarga. Selain karena besarnya biaya pengobatan paska stroke , juga yang menderita stroke adalah tulang punggung keluarga yang biasanya kurang melakukan gaya hidup sehat, akibat kesibukan yang padat.

Stroke sangat dapat dicegah,
Hampir 85% dari semua stroke dapat DICEGAH ,

Karena Ancaman stroke hingga merenggut nyawa dan derita akibat stroke. Hidup BEBAS tanpa STROKE merupakan dambaan bagi semua orang.

Tak heran semua orang selalu berupaya untuk mencegah Stroke atau mengurangi faktor risiko dengan menerapkan pola hidup sehat, olahraga teratur, penghindari stress hingga meminum obat atau suplemen untuk menjaga kesehatan pembuluh darah hingga dapat mencegah terjadinya Stroke.

Sumber:
Seri Gaya Hidup Sehat: Cara Bijak Hadapi Stroke, Jantung & Pembuluh Darah, Agustus 2007, PT Gramedia.

http://www.medicastore.com/brown_seaweed/gejala_sebab_stroke.htm
30 Maret 2009

Sumber Gambar:
http://www.4woman.gov/faq/images/stroke.gif

AWAS, STROKE BISA MENGENAI SIAPA SAJA !


Serangan stroke sulit diprediksi dan datangnya selalu mengejutkan.
Salah satu faktor risikonya, yakni hipertensi, yang sebetulnya sangat bisa dikontrol. Dengan cara itu stroke dapat dicegah. Bagi yang telanjur kena, masih ada jalan untuk memelihara kualitas hidup dan menangkal serangan ulang.
Bangun tidur, Permana (51 tahun) merasa lengan dan tungkai kirinya lemas, tak bisa digerakkan. Ia berusaha teriak memanggil istrinya, namun tak kuasa. Suaranya mendadak parau, lidahnya kelu. Ia tergolek saja, nyaris tak bergerak.
Itu gambaran klasik stroke komplet akibat terbentuk sumbatan (trombotik) pada salah satu pembuluh darah otak di sisi kanan. Stroke jenis ini tergolong sudah selesai dan tidak bakal berkembang lebih lanjut.

Serangan tersebut bisa mengenai siapa pun, terutama mereka yang berusia 40 tahun ke atas. Dalam beberapa kasus, stroke bahkan menyerang kalangan yang berusia lebih muda.
“Saat ini tambah banyak saja orang muda yang terserang stroke,” ungkap Dr. S. Wiryanto dari Tugu Medical Centre, Jakarta.

Kasus Meningkat

Tahun 1998 stroke merupakan penyebab utama kecacatan dan penyebab kematian nomor dua di dunia, dengan lebih dari 5,1 juta angka kematian.
Perbandingan angka kematian itu di negara berkembang dengan negara maju adalah lima banding satu. Juga tercatat lebih dari 15 juta orang menderita stroke nonfatal.
Pada tahun 2020 diperkirakan 7,6 juta orang akan meninggal karena stroke. Peningkatan tertinggi akan terjadi di negara berkembang, terutama di wilayah Asia-Pasifik. Di Indonesia, tambah Dr. Wiryanto, terjadi sekitar 800-1.000 kasus stroke setiap tahunnya.

Salah satu penyebab meningkatnya kasus penyakit pembuluh darah, seperti jantung dan stroke, adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat. Meningkatnya usia harapan hidup, kemajuan di bidang sosial ekonomi, serta perbaikan di bidang pangan, tidak dibarengi dengan kesadaran tersebut. Sebaliknya, masyarakat kita sejak usia muda dimanjakan dengan gaya hidup sembarangan.

Stroke secara medis merupakan serangan otak. Padahal kita tahu, otak adalah organ yang paling penting karena peranannya dalam hampir semua kegiatan yang dilakukan oleh tubuh manusia.
Kegiatan-kegiatan itu mencakup bergerak, merasa, berpikir, berbicara, emosi, berkhayal, membaca, menulis, berhitung, melihat, dan mendengar. Tugas yang beraneka ragam itu masing-masing dikerjakan dengan koordinasi yang kompleks dari bagian-bagian otak.

Untuk dapat melakukan pekerjaannya dengan baik, otak membutuhkan oksigen dalam jumlah besar. Walaupun berat otak hanya 2,5 persen dari berat tubuh, 70 persen oksigen dan bahan gizi yang masuk ke tubuh, digunakan oleh otak. Berbeda dengan otot, otak tidak mampu menyimpan zat gizi. Agar dapat bekerja terus, ia harus senantiasa mendapat pasokan oksigen dan gizi melalui aliran darah.

Timbunan Lemak

Gangguan suplai darah dapat membuat bagian-bagian otak tidak mampu bekerja maksimal, atau malah mengalami kerusakan.
Bila suplai oksigen terputus selama 8-10 detik saja, bakal terjadi gangguan fungsi otak. Bila lebih lama dari 6-8 menit, bisa terjadi jejas (luka) yang tidak dapat pulih (irreversible), bahkan bisa berakhir dengan kematian.

Menurut Dr. Wiryanto yang lulus dari Universitaet Koeln, Jerman ini, bila bagian yang berpartisipasi dalam fungsi bicara terganggu, penderitanya menjadi tidak mampu berbicara atau pelo. Demikian juga bila bagian-bagian lain yang terganggu, dapat mengakibatkan penderitanya menjadi lumpuh separo badan dan lain sebagainya.

Kelainan yang terjadi akibat gangguan peredaran darah di otak dibagi atas dua, yaitu iskemik (stroke nonhemoragik) dan perdarahan (stroke hemoragik). Kedua keadaan ini dapat terjadi bersamaan.

Pada iskemik, sekitar 80 persen stroke disebabkan oleh aterosklerosis atau menumpuk dan mengerasnya lemak yang mengandung kolesterol (plak) dalam pembuluh darah. Pertumbuhan plak membuat dinding dalam arteri menjadi kasar. Permukaan yang tidak rata tersebut dapat menimbulkan perputaran aliran darah di sekitar timbunan bagai sebuah batu besar di tengah aliran sungai deras yang bisa memicu terbentuknya gumpalan.

“Biasanya hal ini terjadi karena terganggunya pasokan darah sesaat. Sewaktu serangan ini tubuh secara alami mengeluarkan enzim yang akan melarutkan gumpalan itu dengan cepat dan memperbaiki aliran darah,’’ papar Dr. Wiryanto.

Sementara itu, perdarahan atau hemoragik terjadi bila salah satu pembuluh darah di otak bocor atau pecah. Darah yang keluar dari pembuluh yang bocor itu kemudian mengenai jaringan otak sekitarnya, sehingga menimbulkan kerusakan. Selain itu, sel-sel otak pada bagian lain dari bocoran atau pecahan itu juga akan mengalami kekurangan darah dan kerusakan.

Pemicu stroke hemoragik adalah pembengkakan di salah satu bagian pembuluh darah yang lemah. Kelemahan itu bisa disebabkan faktor bertambahnya usia, keturunan, dan tekanan darah tinggi (hipertensi).

Meski kasusnya lebih sedikit dibandingkan stroke iskemik, hemoragik sering mengakibatkan kematian. Biasanya sekitar 50 persen kasus stroke hemoragik akan berujung kematian, sedangkan pada stroke iskemik hanya 20 persen.

Kontrol Risiko

Usaha terbaik untuk mencegah serangan stroke adalah menyingkirkan faktor risiko. Terutama bagi mereka yang memiliki tekanan darah tinggi, penyakit jantung, transien iskemik (gangguan pasokan darah sesaat), diabetes mellitus, kolesterol darah tinggi, dan kebiasaan merokok.

Beberapa faktor risiko yang tak mungkin dikendalikan di antaranya riwayat keluarga atau keturunan, usia, jenis kelamin (pria lebih berisiko), dan ras. Ras kulit hitam memiliki kecenderungan lebih tinggi daripada ras lain.

Secara umum serangan stroke ditandai adanya rasa lemah atau mati rasa mendadak pada wajah, lengan, dan kaki, tiba-tiba kehilangan penglihatan atau gelap, kabur terutama di salah satu mata, dan sebagainya. Karakter serangan stroke yang biasanya mendadak, memberi gambaran bahwa tidak selamanya faktor kecenderungan itu ditandai gejala yang mudah dipantau sebelumnya, seperti halnya sakit demam.

Usaha yang paling masuk akal untuk menghindari risiko maut ini adalah menerapkan gaya hidup sehat. Alangkah baiknya jika pola makan sehat dan olahraga dilakukan sejak usia muda.

Bagi mereka yang telanjur menderita stroke tentu harus segera mengubah pola hidup guna mengontrol faktor risiko. Sejauh ini cara medis untuk penanganan stroke adalah dengan operasi dan penanganan secara holistik yang melibatkan berbagai disiplin ilmu kedokteran.

“Penggunaan jenis obat tertentu ternyata memiliki efek positif dan cukup memberikan perbaikan berarti kepada pasien stroke. Bagi mereka yang tidak terserang tentu membantu menjaga kesehatan dinding pembuluh darah,’’ ujar Dr. Wiryanto yang banyak menangani pasien stroke berat ini.

Olahraga khusus, menjaga asupan makanan, menjauhkan diri dari stres, juga konsumsi suplemen sebagai alternatif, dapat dilakukan pasien stroke untuk meningkatkan kualitas hidup serta mencegah serangan berulang. Selain terus berusaha mengontrol faktor risiko dan menjalani terapi medis.

Perhatian dan kasih sayang dari orang terdekat juga sangat dibutuhkan pasien stroke. Ini merupakan obat alami yang akan menumbuhkan semangat dalam diri pasien, sehingga dapat menikmati kehidupan selanjutnya. @ Lalang Ken Handita

Mengenali Gejala

Usaha mengenali tanda-tanda atau gejala stroke sangat penting untuk memastikan penderita mendapatkan perawatan lebih cepat dan tepat, sekaligus menghindari kefatalan.

Berikut ini beberapa gejala stroke:

Stroke sementara (Sembuh dalam beberapa menit/jam):

1. Tiba-tiba sakit kepala.
2. Pusing, bingung.
3. Penglihatan kabur atau kehilangan ketajaman. Ini bisa terjadi pada satu atau dua mata.
4. Kehilangan keseimbangan (limbung), lemah.
5. Rasa kebal atau kesemutan pada satu sisi tubuh.

Stroke ringan (Sembuh dalam beberapa minggu):

1. Beberapa atau semua gejala di atas.
2. Kelemahan atau kelumpuhan tangan/kaki.
3. Bicara tidak jelas.

Stroke berat (Sembuh atau mengalami perbaikan dalam beberapa bulan atau tahun. Tidak bisa sembuh total):

1. Semua/beberapa gejala stroke sementara dan ringan.
2. Koma jangka pendek (kehilangan kesadaran).
3. Kelemahan atau kelumpuhan tangan/kaki.
4. Bicara tidak jelas atau hilangnya kemampuan bicara.
5. Sukar menelan.
6. Kehilangan kontrol terhadap pengeluaran air seni dan feses.
7. Kehilangan daya ingat atau konsentrasi, perubahan perilaku, misalnya bicara tidak menentu, mudah marah, tingkah laku seperti anak kecil.

Mendeteksi Pemicu

Faktor risiko mayor (faktor dominan):

1. Pernah terserang stroke
2. Hipertensi (tekanan darah tinggi)
3. Penyakit jantung
4. Sudah ada manifestasi aterosklerosis secara klinis (gejala-gejala pengerasan pembuluh darah), gangguan pembuluh darah koroner, gangguan pembuluh darah karotis, klaudikasio intermiten (nyeri yang hilang timbul), denyut nadi perifer tidak ada, dan lain-lain.
5. Diabetes mellitus (kencing manis)
6. Polisitemia (banyak sel-sel darah)

Faktor risiko minor:

1. Kadar lemak darah yang tinggi
2. Hematokrit tinggi
3. Merokok
4. Kegemukan (obesitas)
5. Kadar asam urat tinggi
6. Kurang gerak badan atau olahraga
7. Fibrinogen (protein plasma darah) tinggi.

Sumber:
http://www.kompas.com/kesehatan/news/0402/28/191932.htm
30 Maret 2009

Sumber Gambar:
http://www.cyberforums.us/upload/out.php/i3103_stroke.jpg